Depok,- Metro Reportase.Com,- Dunia pendidikan kota Depok, tercoreng, “Sekolah Menengah Kejuaran Negeri (SMKN) 1 Depok, Kecamatan Tapos kota Depok Jawa Barat, saat ini lagi Viral dikalangan media sosial, adanya praktek pungutan liar (pungli) yang dilakukan pihak Sekolah.

“di Sekolah SMKN (1) Depok, “setelah, Pihak orang tua murid keberatan atas pungutan yang dilakukan pihak Sekolah dengan nilai yang sangat mengejutkan, bagaimana tidak terkejut sekolah Negeri harus dipungut biaya senilai 2,800,000 rupiah persatu siswa, sangat menyakitkan bagi warga masyarakat.

Pada Rabu tanggal 13 September 2023 awak media dari berbagai media, mendatangi Sekolah SMKN 1 Depok untuk melakukan konfirmasi, kepada kepala Sekolah SMKN 1 Depok tersebut.

“Kedatangan Awak media disambut baik oleh Scuriti yang saat itu bertugas dan mempersilahkan menunggu diruang tunggu, setelah itu Scuriti ditanya keberadan kepala Sekolah, ada ditempat, “namun masih rapat tunggu aja dulu kata Scuriti

Setelah awak media menungggu hampir 2 jam, Scuriti menyarankan untuk kordinasi kepada bapak Salomo, Salomo juga mengatakan bahwa kepala Sekolah sedang rapat, “tapi nggak tau nanti sampai jam berapa nanti.

Guru SMKN 1 bidang Perhotelan yang bernama Juli bergegas menemui tamu yang yang sedang menunggu kehadiran kepala sekolah, “namun pernyataan ibu Juli berbeda dengan pak Salomo dan Scurity, ibu Juli mengatakan bahwa kepala Sekolah nggak ada ditempat, “soalnya beliau adalah pelaksana tugas (PLT) disini, apakah beliau di Bogor, kita tidak tau, beliau adalah kepala Sekolah SMKN 3 Bogor, nah itulah membuat para awak media curiga, ada yang mengatakan kepala sekolah ada, ada juga mengatakan tidak ada, ini menjadi suatu kecurigaan, kenapa kepala sekolah tidak berani bertemu kepada wartawan kalau tidak masalah?

Menurut Juli, beliau turun untuk bertemu wartawan karena dia merasa kasihan, tidak ada suruhan siapa siapa, saya datang, karena merasa kasihan, telah menunggu lama ujarnya kepada wartawan yang sedang menunggu kepala Sekolah untuk diwawancarai.

“Dilain tempat dihari yang sama, salah satu narasumber yang tidak ditulis namanya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, pungutan tersebut benar, “namun sempat kisruh di Sekolah ini, “sehingga ada perobahan kalau kelas 10 sudah ketok palu 2,800,000 per siswa kalau kelas 11 akhirnya sesungguhnya, setelah terjadi kisruh ungkapnya kepada awak media.

Pungutan yang dilakukan pihak Sekolah SMKN 1 Depok tidak tau perinciannya “apakah uang tersebut untuk keperluan sekolah untuk mengcover keperluan Sekolah, apa sebaliknya, untuk apa diri, awak media belum tau, sebab kepala Sekolah tidak bisa ditemuin karena berbagai alasan.

Bukan hanya pungutan yang perlu disikapi perlu juga disikapi oleh media, di SMKN 1 Depok kapasitas ruang belajar jumlah siswa mencapai 40 orang, “bahkan lebih, ungkap narasumber tersebut.

Selain pungutan ada juga masalah yang lain pihak Sekolah SMKN 1 Depok menahan Ijazah muridnya, orang tua siswa menuturkan kepada awak media bahwa Ijazah anaknya juga di tahan disekolah, karena masih ada tunggakan senilai 500,000 rupiah, sehingga Ijazah anak ibu tersebut ditahan oleh pihak Sekolah.

“Akibat kelakuan pihak Sekolah menahan Ijazah anak didiknya, akhirnya anak tersebut belum bisa bekerja, padah sudah ada panggilan dari satu perusahaan yang akan menerimanya ungkap orang murid kepada wartawan, dengan raut wajah yang sedih.

Orang tua murid juga mengatakan, kepala Sekolah SMKN 1 Depok ada di ruangan kepala sekolah bukan kemana mana, tadi waktu saya keruangan tata usah (TU) bahwa kepala Sekolah ada di ruangannya, harapan ibu tersebut ada niat baik dari pihak Sekolah agar Ijazah anaknya bisa diambil biar anak saya bisa bekerja pungkasnya

Sam yung wan