Ambon metro reportase,com-Pemerintah kota (Pemkot) Ambon menyambut positif dan mengapresiasi bantuan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam membangun Layanan Perpustakaan Kota Ambon.

“Selaku Pemerintah kota, (saya) ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yang telah berkenan mengalokasikan Dana Alokasi Khusus untuk membangun gedung Layanan Perpustakaan Kota Ambon yang hari ini akan diresmikan,” kata Penjabat Walikota Bodewin M. Wattimena dalam acara peresmian di kawasan Karangpanjang, Selasa (21/5/2024).

Dalam sambutannya, Penjabat menyatakan Layanan Perpustakaan merupakan instrumen penting dalam upaya meningkatkan kecerdasan bangsa. Instrumen ini perlu dikembangkan untuk memacu minat baca masyarakat di berbagai daerah, termasuk kota Ambon.

Memandang arti penting layanan perpustakaan, maka Pemkot mengambil kebijakan membongkar gedung kantor BPBD Kota Ambon untuk membangun Gedung Layanan Perpustakaan Kota Ambon.

“Memang BPBD penting, semua penting, tetapi kalau kita melihat visi besar Indonesia Emas 2045, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menyiapkan generasi muda kita agar juga mengisi (era) Indonesa Emas 2045,” katanya.

Tanggung jawab besar besar itu, kata Penjabat, adalah meningkatkan kualitas generasi muda yang gemar membaca dan meningkatkan literasi mereka.

Inklusi Sosial

Peresmian Gedung Layanan Perpustakaan Kota Ambon juga dihadiri
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Dr. Adin Bondar, M.Si dan rombongan dari Perpustakaan Nasional RI, juga para Kepala Sekolah seKota Ambon.

Adin Bondar dalam sambutannya mengungkapkan tujuan Perpustakaan adalah untuk pengembangan pengetahuan dan kecerdasan masyarakat.

“Kalau sekarang disebut kecakapan literasi, yang diperoleh dari proses kegemaran membaca,” katanya.

Ia menjelaskan, gemar membaca akan membuat pengetahuan dan kecerdasan seseorang berkembang. Ini yang membuat orang itu inovatif, kreatif dan produktif.

Adin Bonar juga mengatakan kehadiran layanan perpustakaan di tengah masyarakat di kota maupun desa adalah untuk memenuhi amanat Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang menjamin hak masyarakat untuk layanan perpustakaan dan mengakses informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidup (kesejahteraan).

Adapun Dana Alokasi Khusus Rp10 miliar yang disiapkan bukan untuk pembangunan fisik gedung, tetapi membangun layanan perpustakaan yang inklusif atau terbuka bagi seluruh masyarakat untuk belajar dan berbagi pengalaman, serta meningkatkan kualitas hidup.

Perpustakaan Nasional, kata dia, sudah mengembangkan 3.625 Layanan Perpustakaan di seluruh desa, yang disebut dengan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Di fasilitas-fasilitas itu masyarakat bukan hanya bisa.membaca buku, tetapi juga melakukan praktek-praktek usaha, seperti bertani dan beternak.

“Ada peternak lele, dan praktek-praktek kebaikan lainnya,” katanya, seraya mengungkapkan Perpustakaan Nasional juga bekerjasama dengan UMKM, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, dan Koperasi.

“Di Maluku kita baru bangun yang seperti ini empat kabupaten/kota, masing-masing dengan dana Rp10 miliar,” pungkasnya.

Ongenleano