Ambon metro reportase,com– UNESCO secara resmi menetapkan Ambon sebagai kota musik yang memiliki DNA musik yang teraktualisasi dalam kehidupan masyarakatnya. Hal ini diungkapkan oleh Wattimena, yang mengakui bahwa masyarakat Ambon memiliki hobinya yang kuat dalam bernyanyi dan bermusik.

Pemerintah Kota Ambon sangat bersyukur dengan pengakuan ini dan berharap dapat mengembangkan potensi musik yang ada agar pengakuan tersebut selalu terjaga. Dalam upaya tersebut, pemerintah membuka secara resmi Lomba Pesta Paduan Suara Grejawi (Pesparawi) ke-XIII di Baileu Oikumene. Selasa (05/12/2023)

Dalam acara ini, semua komunitas keagamaan di Ambon diminta untuk mengeksploitasi bakat dan minat bermusik mereka. Umat Islam, misalnya, diminta menampilkan kemampuan bernyanyi islami dalam kategori Qasida. Sementara itu, umat Katolik diminta untuk menampilkan bakat dan talenta bernyanyi dalam Pesparawi.

Kota Ambon juga sangat berharap bahwa Pesparawi ini dapat melahirkan penyanyi yang handal. Pesparawi tahun ini diikuti oleh 1.500 peserta dari berbagai kecamatan di Ambon. Masing-masing kecamatan memiliki kategori yang berbeda dan jumlah peserta yang beragam, menunjukkan antusiasme masyarakat Ambon dalam mengembangkan minat bermusik mereka.

Jopy Lailossa, Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Kota Ambon, menjelaskan bahwa terdapat 11 kategori yang dilombakan dalam Pesparawi tahun ini. Mulai dari solo anak usia 6-8 tahun, solo anak 9-11 tahun, solo remaja putra dan putri, paduan suara anak, paduan suara rekaman pemuda, paduan suara wanita, paduan suara pria, paduan suara dewasa campuran, vocal grup, hingga pop musik gereja.

Dengan adanya Pesparawi ini, diharapkan akan muncul bakat-bakat baru dalam dunia musik kota Ambon. Pemerintah Kota akan terus mendukung perkembangan musik di kota ini, sehingga pengakuan UNESCO sebagai kota musik dapat terus dipertahankan.

Ongenleano