Metro Reportase,com-
JAKARTA (07/10/2025) – Dalam rangka memotret dinamika pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di lapangan, BPJS Kesehatan melakukan kunjungan langsung dan berdialog dengan sejumlah raja negeri (pemimpin adat desa) di Kota Ambon, Selasa (7/10).

Raja Negeri Hitu Messing, Ali Slamat, mengapresiasi langkah BPJS Kesehatan yang turun langsung mendengarkan aspirasi masyarakat. Ia menyebut, banyak hal baru yang masyarakat ketahui melalui dialog tersebut.

“Kami senang sekali BPJS Kesehatan bisa datang kemari. Setelah berdiskusi langsung, banyak informasi baru yang menjawab masalah kami sehari-hari. Misalnya, untuk berobat tidak perlu lagi membawa fotokopi berkas, tidak ada batasan tiga hari rawat inap, dan iuran yang menunggak bisa dicicil,” ujar Ali.

Hal senada disampaikan Raja Negeri Morela, Fadil Sialana, yang berharap kegiatan sosialisasi semacam ini dapat lebih sering dilakukan, agar masyarakat semakin memahami manfaat Program JKN yang telah berjalan lebih dari satu dekade.

Sementara itu, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Maluku, Hasan Slamat, yang juga merupakan tokoh masyarakat setempat, mengapresiasi langkah proaktif BPJS Kesehatan membuka ruang dialog dengan masyarakat. Menurutnya, Program JKN telah banyak membantu warga di wilayah kepulauan Maluku.

“Masyarakat menyampaikan bahwa pelayanan di fasilitas kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan kini lebih ramah dan cepat. Sarana dan prasarana juga semakin baik. Namun, tantangan kami di wilayah kepulauan adalah keterbatasan tenaga medis, khususnya dokter spesialis, serta kendala jaringan komunikasi dan data (jarkomdat) yang mempengaruhi layanan digital,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Direksi Bidang Komunikasi Organisasi BPJS Kesehatan, M. Iqbal Anas Ma’ruf, menjelaskan bahwa pihaknya memahami setiap daerah memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri.

“Tidak semua wilayah bisa mengadopsi layanan digital karena keterbatasan jaringan, kondisi geografis, dan belum semua masyarakat akrab dengan teknologi. Karena itu, selain mendorong inovasi digital, kami juga menghadirkan layanan jemput bola bernama BPJS Kesehatan Keliling yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat,” tutur Iqbal.

Iqbal menegaskan bahwa pendekatan layanan BPJS Kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di setiap daerah.

“Masyarakat perkotaan cenderung memilih layanan digital karena praktis dan efisien. Sementara di daerah kepulauan, layanan tatap muka masih sangat dibutuhkan. Prinsip kami adalah melihat dari kacamata masyarakat agar layanan benar-benar menjawab kebutuhan mereka,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, BPJS Kesehatan juga meninjau Puskesmas Benteng dan RSUP Dr. Johannes Leimena Ambon. Dari hasil dialog dengan fasilitas kesehatan, Iqbal menyoroti pentingnya pemenuhan supply side seperti ketersediaan obat dan tenaga medis, khususnya dokter spesialis.

Ia menekankan, pemenuhan kebutuhan tersebut membutuhkan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri farmasi, distributor, dan fasilitas kesehatan.

“Mengelola Program JKN memerlukan sinergi banyak pihak. Di Kota Ambon saja, terdapat 22 negeri yang tersebar di berbagai kepulauan. Karena itu, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah, tenaga medis, dan seluruh mitra fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama menghadirkan layanan kesehatan berkualitas bagi peserta JKN,” pungkas Iqbal.

OngenLeano