Ambon Metro Reportase,-com Ruang rapat komisi II DPRD Propinsi Maluku para aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Muslim Indonesia (HMI) Cabang Ambon diterima oleh Wakil Ketua DPRD Propinsi Maluku, Melkianus Sairdekut, Wakil ketua komisi II Turaya Samal serta anggota komisi II Halimun Saulatu dan beberapa anggota DPRD lainnya pada, Kamis (01/09/2022)
Afrisal mukadar selalu ketua HMI Cabang Ambon saat pertemuan tersebut mengatakan, aksi yang dilakukan ini adalah merupakan instruksi dari Pengurus Besar HMI dan juga dilakukan oleh seluruh Cabang HMI di Provinsi Maluku, meskipun tidak dilakukan secara serempak.
Lebih lanjut Afrisal menekankan bahwa antrian panjang yang terjadi di beberapa lokasi di kota Ambon ataupun di luar pulau Ambon hanya untuk mendapatkan minyak tanah sebagai kebutuhan yang harus terpenuhi di setiap keluarga.
“Olehnya itu kami berharap ada proses pengawasan terhadap pemasok ataupun agen, kadang-kadang ada yang nakal, melakukan penimbunan, ini harus menjadi perhatian yang serius oleh para anggota Dewan yang terhormat.”jelas Afrisal
Wakil Ketua komisi II DPRD Propinsi Maluku, Turaya Samal yang membidangi persoalan tersebut menyampaikan terimakasih kepada teman-teman HMI Cabang Ambon yang telah membantu menyampaikan aspirasi masyarakat terkait dengan persoalan minyak tanah.
Menurutnya, terkait dengan kerisauan teman-teman HMI Cabang Ambon maupun masyarakat Maluku atau Kota Ambon tentang akan kenaikan BBM (Mitan) dan kepanikan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kelas ekonomi ke bawah.
“Tadi kami sudah bertemu dengan pihak Pertamina untuk membicarakan terkait dengan informasi-informasi yang berhubungan dengan kesulitan mendapatkan minyak tanah baik di kota Ambon maupun di daerah-daerah lain.” Tutur Samal
Kota Ambon, menurut Samal, merupakan pusat dari propinsi ini, sehingga Kota Ambon merupakan barometer terhadap langkanya minyak tanah karena banyaknya kebutuhan minyak di kota ini. Kalau Kota Ambon saja sudah susah untuk mendapatkan minyak tanah, apalagi di daerah lain??
“Daerah saya di Seram Bagian Barat saat ini minyak tanah sudah tembus harga Rp 15000/liternya, jadi kira-kira seperti apa masyarakat kita ini.” keluhnya
Samal lagi menambahkan, pertemuan dengan pihak Pertamina tadi bahwa BBM sampai saat ini belum ada kenaikan harga, itu baru direncanakan, kita berharap tidak terjadi kenaikan BBM, sebab apabila ada kenaikan maka akan terjadi inflasi besar-besaran.
Terkait minyak tanah, menurut Samal, ada beberapa poin rekomendasi yang kita sepakati bersama dengan pihak Pertamina dan Dinas ESDM, terkait dengan pengawasan.
“Rencananya kita akan membentuk Tim Satgas yang terdiri dari komisi II DPRD Propinsi Maluku, Kepolisian, Pertamina, Disperindag dan Dinas Pertambangan untuk secepatnya melakukan sidak ke tempat-tempat penyalur BBM, lebih khusus minyak tanah.” ungkapnya
Kami juga telah meminta data dari Pertamina tentang kebutuhan minyak tanah yang mengkonsumsikanya itu masyarakat ekonomi rendah itu berapa % dan masyarakat menengah itu berapa % dan atas itu berapa % pada setiap kabupaten/kota di Maluku dan pihak Pertamina akan menyampaikannya agar kami dapat menindaklanjuti nya.
Dan kami berterimakasih kepada teman-teman HMI telah datang untuk memperkuat apa yang telah kami bicarakan dengan.
Ongen Sitania Metro Reportase